Jakarta, CNBC Indonesia – Bali menjadi salah satu wilayah yang terdampak paling parah dari pandemi Covid-19. Pariwisata yang menjadi tulang punggung masyarakat Bali harus menerima kenyataan tumbuh negatif 0,3%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, pemerintah terus berikthiar dan mencari jalan keluar untuk bisa kembali menghidupkan Bali. Dalam upaya akselerasi pemulihan ekonomi di Bali, pemerintah mendorong pemulihan jangka pendek serta reformasi struktural perekonomian.
“Untuk bangkit pasca pandemi Covid-19, Provinsi Bali harus merevitalisasi sektor pariwisata sektor unggulan,” kata Sri Mulyani dalam Bali Economic and Investment Forum 2021 secara virtual, Kamis (8/4/2021).
Namun, lanjut Sri Mulyani, Bali tetap harus mengusahakan diversifikasi struktur perekonomian untuk menjaga ketahanan dan keberlanjutan perekonomian di masa mendatang. Revitalisasi pariwisata bisa melalui perluasan penerapan standar CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability) disertai dengan pembaruan dan evaluasi berkala.
Revitalisasi bisa dilakukan dengan peningkatan kualitas dan tata kelola infrastruktur penunjang pariwisata. Kemudian peningkatan koordinasi pengelolaan arus pariwisata. Selan itu, juga harus melakukan penguatan rantai pasok pariwisata yang melibatkan sektor pertanian, industri kreatif, dan penyedia jasa lokal. Serta peningkatan kualitas pemasaran.
Pemerintah Provinsi Bali, kata Sri Mulyani, juga bisa dengan melakukan diversifikasi wisata minat khusus dan budaya, termasuk kuliner. Juga bisa menggunakan instrumen yang ada, misalnya melalui pinjaman daerah.
“Saya tahu Provinsi Bali termasuk yang punya keinginan dan sebagian kabupaten diberikan dukungan dalam bentuk pinjaman daerah, kita akan terus lakukan ini. Jadi pemulihan di Provinsi Bali dan Indonesia suatu tugas yang luar biasa. Kita harap kita mampu bekerja sama dan untuk bisa meringankan dan revitalisasi dan juga mendiversifikasi ekonomi,” papar Sri Mulyani.
[Gambas:Video CNBC]
(aji/aji)
